Thursday, May 11, 2017

Bolu Kukus Mingkem Anti Gagal (Apam Polkadot)

Mungkin bisa dikatakan terlambat, namun tentu lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan?? Kue yang satu ini sebenarnya sempat booming beberapa tahun ke belakang baik di negeri kita maupun di negara tetangga kita, Malaysia.

Ada yang menyebutnya apam polkadot, apam dotdot, di Indonesia banyak yang menyebutnya bolu kukus mingkem. Sudah sekian resep yang saya coba baik yang dari dalam negeri maupun yang dari seberang. Sayangnya tak satupun yang berhasil. 

Kalau tidak ngakak ketawa lebar ya dia mengkerut alias bantat. Sampai saya sempat jengkel. Masa iya setelah lepas dari kutukan bolkus ngakak saya harus kena kutukan bolkus mingkem pula?? 

Singkat cerita, suatu kali saya ingin ikut berpartisipasi untuk acara di kampung tempat saya tinggal. Sempat saya tanyakan berapa orang undangannya, lebih dari 100 orang kata panitianya. Saya pikir kue yang dikukus pasti enak dan ramah di lidah semua orang. Terpikir untuk membuat si bolkus mingkem ini. Iseng saya mencoba resep saya sendiri yang saya buat untuk isian snack box yakni Pandan White Forest yang biasanya dioles buttercream dan bertabur keju. Tebak apa yang terjadi?? Luar biasa, bolkus berhasil mingkem dan lembuuuut sekali. Untuk anda yang ingin mencoba membuatnya, berikut setengah resepnya. Bisa menghasilkan 15 - 20 kue tergantung besarnya cetakan.
Bolu Kukus Mingkem Pelangi dengan Cetakan Sakura



Bolu Kukus Dasar (Bolu kukus Migkem)

Resep oleh Afifah


Bahan Cake:
150 gram Tepung Terigu Serbaguna, ayak
180 gram Gula Pasir 
3 butir Telur
100 cc Susu cair
1/2 sdt emulsifier (boleh tidak pakai)

Pewarna secukupnya

Cara membuat:
  • Panaskan kukusan / klakat, siapkan loyang muffin atau cupcakes. Alasi dengan cupcake liners (mangkuk kertas untuk kue). Bisa juga menggunakan cetakan putu ayu atau bolu sakura yang sudah dioles minyak goreng.
  • Kocok gula pasir dan telur sampai kaku dan pucat (kental berjejak) dengan kecepatan tinggi. Jika menggunakan emulsifier mis: Ovalet, bisa dimasukkan pada langkah ini.
  • Turunkan kecepatan mikser, masukkan tepung terigu, kocok dengan kecepatan rendah atau gunakan teknik aduk balik. 
  • Masukkan susu, kocok rata. Matikan mixer.
  • Bagi adonan sesuai jumlah warna, Sendokkan adonan sesuai desain yang diinginkan.
  • Jika ingin diberi isian, isi seperempat tinggi cetakan, beri isian misis, keju parut atau selai sesuai selera kemudian isi lagi dengan piping bag sesuai desain yang dinginkan.
  • Kukus 25 menit sampai matang. Kue siap dihidangkan, jika ingin disimpan biarkan dingin, kue bertahan di suhu ruang selama 2 hari.
Catatan :
Hati-hati saat mengocok telur dan gula jangan sampai terlalu kental supaya cake tidak terlalu mengembang dan malah menjadi bolkus ngakak.

Mohon dimaafkan ya, foto masih yang keroyokan, belum ada foto cantiknya.

Selamat Mencoba ya....
Jika ingin langsung pesan untuk Pelaihari dan sekitarnya silakan hubungi Afifah : 081351313792

Tuesday, March 21, 2017

Sponge Cake Tape

Suka tape singkong? Pasti jawabannya beragam ya. Ada yang suka dan ada yang tidak. Menurut saya, tape punya rasa yang unik perpaduan antara rasa manis dan asam yang khas dan tekstur yang lembek. Saya sendiri lebih suka tape yang kering pulen dibanding yang terlalu lembek. Kemungkinan besar rasa dan tekstur tape sangat bergantung pada jenis singkong yang digunakan.

Tentang tape ini, beberapa kali saya mendapat pesanan bolu tape. Terakhir ada pesanan yang masuk dan meminta tanpa keju. Akhirnya jadilah Sponge Cake Tape polosan ini. Supaya tidak terlalu polos saya taburkan kismis di atas cakenya. Jangan berharap tekstur kue yang padat macam prol tape atau butter cake ya, yang ini lembut ringan dan berpori, selayaknya sponge cake dengan aroma tape yang tipis saja.

Sponge Cake Tape

Resep Asli : Dewi Anwar
Modif oleh : Afifah Zabarij

Bahan-bahan :
5 butir Telur Ayam
140 gr Gula Pasir
250 gr Tape Singkong Manis (saring hilangkan seratnya)
30 ml Minyak Goreng (boleh Minyak Jagung)
100 ml Santan Kental atau Susu Cair
125 gr Tepung Terigu Serbaguna
50 gr Kismis untuk taburan

Cara Membuat :

  1. Panaskan oven, oles dasar loyang menggunakan margarin, sisihkan. 
  2. Campur tape halus dengan minyak dan santan, aduk rata.
  3. Kocok telur dan gula pasir sampai kental berjejak, masukkan tepung, aduk dengan kecepatan paling rendah sampai rata. Masukkan campuran tape, aduk rata tuang ke loyang, hentakkan untuk menghilangkan gelembung udara. Taburi kismis. 
  4. Panggang sampai matang di oven 180 derajat celcius kurang lebih 25 menit. Keluarkan loyang, hentakkan supaya penyusutan berhenti. Tunggu hangat, keluarkan dari loyang. Kue siap dihidangkan.
Kali ini saya menggunakan Wonder Pan merk Bima yang saya masukkan ke Oven Tangkring saya sehingga cake mengembang sempurna. Saya sudah pernah mencoba meng-oven dengan wonderpan langsung di atas kompor dan hasilnya gosong serta tidak maksimal mengembangnya.

Selamat mencoba ya... 
Pelaihari Kalsel dan sekitarnya pemesanan silakan hubungi 081351313792 (Dapurnaila-Afifah)
***

Talam Gurih Tabur Ayam

Di dunia perkue-an, kue talam tentu sangat populer. Sebagai kue khas Indonesia, meski saya tidak tahu dari mana asalnya, namun rasanya sangat akrab di lidah. Jenisnya pun macam-macam meski talam manis jauh lebih populer daripada jenis yang gurih. Varian manis sangat luas rentangnya dari mulai talam ubi yang paling populer sampai talam labu, talam jagung dan talam coklat. Ada juga yang sempat booming yakni talam mahkota yang cantik jelita. Menurut saya talam yang ini super ribet bikinnya karena selain adonan talam harus bikin adonan kue mangkok untuk mahkotanya.
Talam Mahkota (foto diambil dari sini)

Naah, kali ini yang ingin saya perkenalkan adalah talam gurih. Jenis ini yang paling sering ditemui adalah yang toppingnya berupa abon-abon an semisal talam tabur abon ebi, abon ayam maupun abon sapi. Namun ternyata talam dengan taburan ayam juga sedap lho. Ingin membuat sendiripun caranya sangat mudah. Di negeri tetangga kita, Malaysia, kue semacam ini dikenal dengan nama Talam Berlauk namun menggunakan tepung terigu dan telur dalam pembuatannya. Untuk yang ini saya tetap menggunakan tepung beras dan tapioka (kanji) sehingga tetap memiliki ciri khas talam Indonesia, dan tapioka dalam adonan membuat kue menjadi kenyal namun tetap lembut meski sudah dingin.


Talam Gurih Tabur Ayam 
Oleh : Afifah Zabarij
Hasil : 24 potong

Bahan-bahan:
Talam
200 gr Tepung Beras Putih
100 gr Tepung Tapioka
2 sdm Gula Pasir
2 sdt Garam
200 ml Santan Instan
800 ml Air

Tumisan Ayam
300 gr Daging Ayam cincang
50 gr Bawang Merah iris tipis
30 gr Bawang Putih iris tipis
50 gr Cabe Merah iris tipis
Seledri iris tipis
2 sdm Gula Pasir
2 sdt Garam
1/2 sdt Merica Bubuk
3 sdm Minyak Goreng
100 cc Air

Cara Membuat:
  1. Tumisan ayam: Goreng bawang putih dan bawang merah sampai garing seperti membuat bawang goreng, sisihkan. Kurangi minyak goreng, tumis irisan cabe merah sampai layu dan harum. Masukkan daging ayam cincang, aduk-aduk sampai berubah warna, masukkan air dan bumbui dengan bawang goreng, gula garam dan merica bubuk, tunggu sampai air habis, cicip rasanya. Terakhir masukkan seledri, aduk rata dan matikan api. Sisihkan. Isian yang sudah dingin suhu ruang dapat disimpan dalam lemari es agar tahan lama.
  2. Panaskan kukusan, oles minyak di cetakan yang akan digunakan.
  3. Talam : Campur santan, air, gula pasir dan garam. Panaskan di atas kompor hingga hangat sambil diaduk sampai gula larut. Matikan api. Masukkan santan hangat ke dalam campuran tepung beras dan tapioka. Aduk rata sampai licin dan tidak ada gumpalan lalu saring. Sisihkan 2 sendok sayur adonan untuk merekatkan isian nanti.
  4. Aduk adonan talam, tuang ke cetakan sampai hampir penuh. Kukus selama 15 menit. Taburi ayam, tetesi dengan adonan yang sudah disisihkan tadi, kukus lagi selama 15 menit sampai matang. 
  5. Setelah 15 menit, angkat dari kukusan, biarkan sampai talam hangat, keluarkan perlahan dari cetakan dengan bantuan tusuk sate. Talam siap dihidangkan.
Catatan :
=> Pada saat merebus santan tidak perlu sampai mendidih, cukup sampai hangat saja. Saat mencampurkannya ke dalam tepung juga pada saat santan sudah hangat hampir dingin agat tepung tidak menggumpal dan matang.
=> Ingat, selalu aduk rata adonan talam sebelum menuang ke cetakan agar tidak ada endapan, kue akan menjadi keras bagian bawahnya jika tidak diaduk sebelum dicetak. Adonan juga harus disaring agar bersih dan licin serta tidak ada gumpalan tepung.

Selamat Mencoba Ya...
***






Tuesday, February 28, 2017

Yang Bisa Dipelajari Dari Asma dan Lomba-lombanya

Menjadi orang tua adalah tentang  belajar. Belajar mengenal, belajar menjaga, yang terpenting adalah belajar menerima. Apapun dan siapapun dia, lahir dan hidupnya dititipkan pada kita sebagai orang tua. Menemaninya tumbuh adalah momen belajar tanpa akkhir.


Sejak Asma masuk playgroup setahun yang lalu, praktis saya tidak pernah menemaninya di sekolah kecuali 3 hari pertama masuk sekolah. Selebihnya Ayahnya yang lebih banyak bersentuhan baik dengan urusan sekolahnya maupun dengan guru-gurunya karena pekerjaannya yang lebih fleksibel. Saya praktis hampir tidak pernah secara langsung terlibat. Meskipun tetap memantau lewat telepon dari kantor maupun sepulang kerja. 


Dulu saya pikir kesibukan sekolah hanya akan dihadapi oleh si anak saja, namun ternyata pikiran itu salah. Ibunyapun ikut sibuk. Terutama saat ada agenda-agenda tambahan seperti ketika dia terlibat dalam beberapa penampilan mewakili kelasnya maupun lomba-lomba yang dia ikuti. Lomba yang paling sering diikutinya adalah lomba mewarnai. 

Ternyata, lomba mewarnai ini pun tidak sesederhana itu. Sebaliknya cukup menjungkirbalikkan emosi saya sebagai ibunya yang selalu memandang Asma sebagai sosok anak yang paling luar biasa. Iyalah, kan saya ibu yang mengandung dan melahirkannya. Tentu dia adalah segalanya bagi saya!! 

Namun ternyata, tidak hanya Asma yang berlomba, sayapun harus berlomba dengan emosi saya dan berupaya mengalahkan ego saya. Memandang kepentingan Asma dan upaya kami untuk membuat dia tumbuh dan memupuk pribadinya agar memiliki emosi yang sehat - ini luarbiasa sulitnya. Mungkin ada diantara orang tua yang membaca tulisan saya ini  juga pernah menghadapi hal serupa(kaya banyak aja gitu yang baca... #pede). Inilah yang saya harus hadapi saat Asma ikut lomba - merupakan rangkuman dari beberapa lomba yang diikutinya :
  1. Komentar negatif orang lain. Sepanjang lomba entah bercanda atau serius banyak orang tua murid termasuk guru sekolahnya yang sibuk mengomentari Asma. Masing-masing menghampiri kami dan mengatakan bahwa Asma tidak bisa konsentrasi. Ada juga yang bilang waktu di sekolah Asma lebih baik hasil mewarnanya dibanding teman-temannya yang lain tapi pas lomba kok malah tidak selesai, tidak sempurna dan sebagainya. 
  2. Kondisi emosi dan mood anak. Sejak dari rumah saya selalu berusaha membangkitkan semangatnya dan membangun mood yang positif. Tentunya di tempat lomba hal ini malah jadi berbalik. Bertemu dengan banyak kawan maupun mendapat gangguan dari kawan yang mengajaknya mengobrol atau sebaliknya malah dia yang mengganggu kawannya. 
  3. Mengajarkan menerima hasil lomba dengan sportif. Lomba tidak selalu harus berakhir dengan kemenangan. Selama inipun Asma belum pernah memenangkan lomba mewarnai yang diikutinya. Bagi kami, kekalahan adalah sesuatu yang wajar dan Asma juga tetap harus mampu menerima hal itu.
  4. Mengutamakan kejujuran. Lomba apapun termasuk mewarnai yang terpenting adalah menjadi jujur. Jujur adalah sebuah nilai yang kami inginkan untuk selalu dipegang teguh oleh anak kami. Pun jika hasil mewarnainya tidak sebagus anak-anak lain, kami tetap mengupayakan dia mengerjakannya sendiri secara jujur. Kami menerima dengan lega hati meski tak jarang warna langit menjadi coklat alih-alih biru muda seperti lazimnya. heheheheh....

Pada lomba-lomba awal yang dia ikuti, yang terutama sangat berat sekali bagi saya untuk dihadapi adalah komentar negatif orang lain. Ujung-ujungnya saya jadi kesal sendiri dan akhirnya malah membentak Asma untuk terus konsentrasi dan mewarna. Terlebih lagi saya malah jadi frustrasi sendiri. Kondisi emosi saya yang jadi uring-uringan akhirnya malah berdampak ke mood Asma yang jadi ikut uring-uringan. Hal ini sebenarnya tentu sangat tidak baik untuknya. Jika waktu bisa diputar kembali, saya tentu akan memilih menutup telinga saya dari segala komentar negatif itu dan sebaliknya memberi dukungan sepenuhnya pada Asma apapun hasil yang didapatnya. Ini adalah penyesalan terbesar saya karena begitu mudah membandingkan anak saya dengan anak orang lain, dan begitu mudahnya terprovokasi oleh pendapat orang lain.

Setelah melalui peluh dan tangis di lomba sebelumnya, saat ini dia sudah lebih besar dan saya sepertinya juga mulai belajar. Kembali lagi pada komitmen saya dan suami bahwa kami akan mendorong dia untuk menjadi yang terbaik tanpa harus memaksa dan menekannya. Maka kami tetap mengikutkan dia di lomba-lomba sejenis. Yang terbaru adalah saat Family Gathering yang digelar kantor saya minggu lalu. Dia sudah lebih besar dan lebih mengerti bahwa dalam lomba selalu ada menang dan kalah. Dia juga tidak mau menerima bantuan dari ayahnya saat digoda "Sini ayah bantu kerjakan, biar menang..." Asma menolak keras "Kan Asma yang lomba, gak boleh dikerjakan ayah ya..." serunya sambil menatap tegas meminta persetujuan saya. Ayahnya sengaja berkata begitu untuk melihat sejauh mana dia memahami "jujur dalam berupaya" tentunya di level yang masih ringan. Alhamdulillah dia masih teguh, semoga untuk lingkup yang lebih besar nanti dia juga tetap akan mengutamakan kejujuran. Amin.

Demikian pula halnya saat ternyata kali ini dia juga kalah. Dia bertanya, kenapa dirinya kalah sedang temannya yang lain menang. Maka kamipun mencoba menjelaskan dengan bahasa yang sederhana, bahwa lomba memang ada menang dan kalah dimana saat ini dia kalah. Lalu kami tambahkan, jika dia berlatih terus maka suatu saat nanti dia pasti akan menang. Terbersit pikiran untuk menyediakan hadiah dan membuat seremoni sendiri agar terkesan menang, namun setelah dipertimbangkan lagi, saya dan ayahnya memutuskan bahwa itu tidak akan mendidik dia, dan memang konsep kalah dan menang ini harus dipahaminya dengan baik sehingga nantinya dia akan mampu mengatasi emosinya.

Nampaknya dia masih belum rela kalah, sampai pagi tadipun dia masih melontarkan pertanyaan "Ibu, kalau Asma belajar lagi nanti Asma bisa menang ya lomba mewarnainya?" Dan kamipun mengulang jawaban yang sama, InsyaAllah anakku...

***